Selasa, 02 November 2010

Cerita Senja

Fight for Love
                                                                        Narrated by : Apriyansyah, R.

Mentari pagi menyapa dengan senyum cerah dan sambutan hangat sinarnya di pagi itu.
Jam beker classic berdering keras, sampe-sampe karena getaran yang begitu kencang ampe jatoh dari atas meja.
“Praaanggg….”(ehhh jatoohh..ehhh..ehhh..jatohh..jatoohhh)
Terdengar bunyi yang sangat keras di lantai, dan dering jam beker yang tadi seketika lenyap. Dewaa pun tersentak dari balik selimut kain sarungnya, mencari tau apa yang barusan terjadi, dan ia melihat serpihan-serpihan kaca di bawah tempat tidurnya..
“Astagaaaahhh..kapookk dah saiaa sekarang!!”
Ia langsung lompat dari tempat tidurnya…
“Beeehhh..saiaa mo ngomong pa coba ma kak Gerii?! Pecah lagee…hhuaahh!!!’ gumamnya.(mmmmhhh..kapokk, sapa suru tidur kayak kuda…hhehhee pisss!!)
Dibereskannya serpihan-serpihan itu, dan…
“Waa…………Bangoonn, uda jam tuju ne, buruan!! Mo jadi anak esem’a ga??”
“Astagaaa iiyyahh..hari ne kan saia mo daftar, hhaadduhhh!!!”
Untung ja dia cepet inget ma nasibnya yang belum jelas diterima di sekolah mana setelah lulus dari SMP, 2 minggu yang lalu.
Teriakan kakak misannya itu langsung buat dia insyaf (wkwkwk…bahasanya), dia langsung membuang serpihan-serpihan jam beker yang pecah ke tempat sampah. Kemudian secepat kilat dia menyabet handuk di tempat jemuran dan tanpa aba-aba lagi masuk kamar mandi.
Setelah pake baju rapi dan bersolek ala kadarnya, Dewaa kembali dikejutkan oleh teriakan dari ruang tamu..
“Waa….Gesittann paa, kakak mo apel pagi di kantor nee!!”
“Iyy..Iyy, bawel ahhh!!!!” celetuknya.
“Ntar kamooe sarapaan di jalan ja ya, kakak uda telat nee”
“Siapp Inspekturrr, 8.6!!!!” cerocosnya sambil hormat siap ma kakaknya kayak prajurit.(prajurit be a man yg di global tipi bukan?? Hhehhee)
Tapi maklum ja yahh, karena dia emang kebawa-bawa ma kebiasaan kakaknya sehari-hari kalo ketemu atasan atau temen-temennya di kantor.
Kakak misannya anggota polisi berpangkat Inspektur satu (Iptu) Garry H.S, S.sos yang tugas di Polres Kota tempat tinggalnya dan menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) anti Narkoba.
Dewaa numpang sementara di kontrakan kakaknya karena baru mau  ngelanjutin sekolah di salah satu SMA favorit di Ibu kota Provinsi daerahnya.
Oleh karena(jiaahh..baku banget bahasanya)  Papanya Dewaa masih tugas di Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten, makanya sementara Dewaa berencana mau ngekost sendiri dulu nantinya, sambil nunggu Surat Keputusan (SK) Mutasi Papanya ke Diknas Provinsi.
“Kamu rencana mo daftar di mana??”
“Saia ada dua pilihan kak, SMA 1 ma SMA 5 ja..tapi prioritas utama si di SMA 5, soalnya sekarang kan predikat SMA 5 bersaing jauh ma SMA 1”
“Tapi kan SKHU-mu Cuma satu, gimana caramu ngatur??”
“Iyya juga se ya?!”
“Tapi ahhh..tenang ja boss, bukannya sombong ne kak, nilai saia kan tertinggi di Kabupaten, saia yakin kok SMA favorit dimana-mana juga ga bakal nolak nilai 28.84,cieeeehhh”
“Hallllaaahhh..sombong!!!!!”
“Eiiitss…..tadi kan saia dah bilang kak, bukannya mo sombong!!!!!!”(wkwkwkwk)
“yaaassudahhh…jadi mo daftar di mana ne??”
“SMA 5 ja bozzz!!!!”
Gak lama Dewaa ma Kakaknya dah sampe di sekolah tujuan, dengan gaya kampungnya dia megap-megap ngeliat indah dan megahnya sekolah yang selam ini Cuma bisa dia liat dalam bayangan doank alias nimpii (ahhahahaa). Tapi sebenernya bukan cuma itu doank yang buat matanya kayak mau keluar. Tapi…
“BeEeeeehHh..cewe-cewenya gilaa booqq,ckkk..ckkk..ckk!!!”
Dia ngigo sambil nelen ludah karena gak tau kenapa tenggorokannya serasa kering.
Setelah beberapa urusan administrasi pendaftaran siswa baru selesai, kakaknya berangkat ke kantor. “Waa…kakak berangkat nii, jangan bandel…ntar 2 jam lagii kakak jemput!!”
“Siapp Dan !!” jawabnya…
Kayak orang begok atau emang begok beneran dia sama sekali ga tau mo ngapain terus nanya ma siapa lagi, soalnya gak satupun ada yang dia kenal. Yawda dia mutusin buat ke Kantin Sekolah. Satu jam kemudian panitia penerimaan siswa baru mengumumkan kalau pendaftaran siswa baru dinyatakan ditutup karena sudah melampaui daya tampung sekolah sekalipun dengan seleksi nilai yang cukup  tinggi.
Kontan aja semua pendaftar jadi terkejut alang kepalang, karena jadwal sebenarnya adalah tiga hari, ternyata ditutup dalam satu jam saja di hari pertama.
Jantungnya berdegup kencang, ada kekhawatiran yang sangat, walaupun dia yakin kalau nilainya mampu untuk bersaing.
Tapi semua kekhawatirannya lenyap seketika setelah diumumkan kembali standar nilai terendah yang diterima adalah 26.17, ingin rasanya ia berteriak atas kegembiraannya, tapi dapat ditahannya karena baru saja dia mau berteriak dan melompat, seolah waktu berhenti beberapa saat ketika seorang cewek lewat persis di depannya.
“Oouuhhhhh..aiddaaa, apa ini??” desahnya dengan sejuta perasaan yang di aduk kayak pop ice.
“Buju bussseetne cewe anaknya sapa yahh?? Dikasi makan pa ma ibunya tiap hari….beeeehhhh???!”(toangg..toeengg, telinganya kembang kempis kayak kuping gajah, Hhaahhaaiii)
Tapi tu cewe seolah berlalu bagai angin yang berhembuus.(Hehhee)
Gak sedikitpun peduli ma mulut yang hampir dikerubungi semut, ehh salah..dikerubungi lalat maksudnya.
Kontan saja siang malam sosok itu menghantuinya.(emang ada hantu siang?? Ngawak jaqnya yaa…)
Sampai konon katanya (ada mbah dokonn,sedang ngobatin istrinya..hehhee dangdut buuqq??)tibalah waktu yang dinanti-nanti…
“Cihhuuiiiii…….besok MOS, saiiaa jadi nak esem’a, pake celana panjang!!!! Wkwkkkkk…(dasar geloohh,,esem’a ya biasa ja kale, ga da hubungannya ma celana panjang, esempe dia biasa ke sekolah pake kolor kale yya?? Sssssstt)
Dia langsung lompat ke dipannya dengan gaya botol lompat indah(botol bekas yang dilempar maksudnyaahh…hhoohhoo).
“Hhmmmmhtt…capek bangat guah”(gilee..lagak luu sok betawi, mukee luu jauhhh)
Seharian dia sok sibuk nyari keperluan buat hari pertama MOSnya besok.
^^
“Priiiiit….wooeehhh, kamoe yang di sana,,jalan jongkok dari sitoooee, gessitt!!!”
Terdengar suara teriakan dari seberang jalan,
“Tapi kayaknya nyaring banget kayak suara cewe?!!”
“Emang tu senior cewek mu bego’!!!” kata kakaknya
“Ohhhh..hHahhhaiii” seloroh Dewaa sambil  berlari kea rah suara itu.
Gojlokan demi perpeloncoan diterima oleh semua calon siswa baru di hari pertama itu, tanpa terkecuali si Dewaa yang lucu dan imuueett(wuueeekkhh..fitnah!!).
“Hhhadduhhh…ampuunn dah ayoqq, kecapeqnya kita dibuat ma orang-orang tu” ketussnya.
^^
Hari pertama dan kedua dijalaninya seperti biasa, sampe pas hari ketiga sekaligus hari terakhir, hari yang ditunggu-tunggu sebagai penutupan acara, tapi sebelumnya disiksa habis-habisan dulu (yaaa itu derita looee kale, jangan bagi-bagilaah,Hhoohhoo).
“Akhirnyaa….selesai juga!! Saiia bebasss!!” teriaknya.
Sepulangnya di rumah, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu.
“Cewe yang waktu itu manaa yahh.kok ga keliatan dadanya..ehh salah, batang idungnya,,hehheee”(dasar otak mesum..otaak isi beling semua tuuhh)
“Apa dia emang ga jadi di smala (nama beken sma5) y?!!”
“Hhhadduuhh..sungguh mati aku jadi penasaraaan, sampe mati aku gentayangan” selorohnya.

Pagi itu sial bagi Dewaa, karena di hari pertama masuk sekolah dia terlambat karena malemnya begadang PS-an (Play Station). Kakaknya juga uda ga mau bangunin karena dia emang susah dibangunin, kecuali kalo kakaknya nembakin pistol deket telinganya.(gak di dor sekalian ja biar ga bangun untuk selamanya..eeehh jangan dink,ksiaann!!)
Terpaksa dia buru-buru naik taksi.
Sampai di sekolah di ceramahin satpam dulu(kapoooookkkk..).
“Siswa baruuu…hari pertama ja uda telat, moo jadi pa kamuu?? Jadi ojek meuu??(amiieeenn….ehh gak..gak..kidding pak!!)
“Iyyy..pak maapp dah ayoqq, ttaksinya mogok tadi”
“Alasannnn!!!” bentak Inspektur satpamnya.
Tapi beruntung Dewaa masih dikasi toleransi dengan imbalan sebungkus LA Lights 12 menthol.(gileee ne bapak..laporin KPK ru nyahookk yaa)
Dewaa lari-larian  naik tangga ke lantai dua, karena kelasnya X.2 berada di pojok utara atas gedung, tetanggaan ma X.1(Ooooo…kira’in tetanggaan ma WC, baoo donk!!).
Karena terlihat lengang begitu memasuki koridor utama, Dewaa langsung berlari belok kanan tanpa liat keadaan sekitar,dan………….
“Thhoouuaaaaarrrrrrr…” (lebaaayyy)
Untuk menghindari tabrakan yang cukup keras. Dewaa banting stir 180 derajat ke kiri(emang mobiillll..). tapi tak pelak tangan kirinya terkilir juga, tas selempang Billabong barunya(eehhh..g ble sbut merk y,mangap!!) terlempar karena putus, seisinya pun berhamburan, maklum anak baru banyak bawa buku.
Baru saja Dewaa termenung meratapi nasib, tiba-tiba…..
“Hheeeyyy..maap y? kamu ga papa kan?!”
Suara itu begitu nyaring ditelinganya, seandainya saja suara itu bernada bass berat, mungkin uda dia banting tu orang (Cowo maksudnya), maklum..Dewaa kan anak Kempo nii ceritanya (Shorinji Kempo), dia uda sabuk cokelat alias Kyu I, taon depan dia naik tingkat ke I DAN (sabuk hitam tingkat pertama), tunggu ja traktirannya kalo lullus yahh. (gk  da yg lebih lamaa…wkwkwk)
Tapi sungguh teramat sayang, hati Dewaa yang terbakar itu ibarat di terpa hujan salju begitu mendengar suara yang halus nan lembut, tanpa melihat ke arah si tersangka dia menjawab..
“Iyyahh..saia gapapa”(sok imuut looe njing, dpan cewe)
“Beneran kan gapapa?? Ini bukumu!!!”
“Iyya gapapa..saia yang salah kok ga liat-liat”
“Oooyya..kamu nak baru juga kan?? Knalin saia Della”
“Iyyahh..saia Edddd….”
Tenggorokannya seperti tercekik setelah menengadahkan wajahnya
“Sapaaa???” Tanya tu cewe
“Edward, panggil ja Dewaa”
“Apaa…Edward kok panggil Dewaa??”
“Edwardo Pandawa,,jadi di rumah dipanggil Dewaa!!”
“Ooohh…Kamu kelas berapa??”
“Sepuluu duaa..”
“Lhoo….saia jugaa”
“Hhaahh..Iyya ya??”
“He’ehh..ehh guruna uda mo masuk tu”
“Oooiiyyaa…..ayokk dah!!”
Dewaa langsung bangkit dan masuk kelas, ia begitu asing di sana. Matanya mencari-cari kira-kira dimana bangku yang tepat untuk dia huni ehh salah emang roh gentayangan, di tempati ato diduduki laah maksudnya.
“Hheyyy..kamu duduk ma saia ja!!!”
“Bolehh??”
“Tapi bayar…hehhee, gak..gakk,  becanda kok. Nama kamu sapa??”
“Dewaa…kamu??”
“Intaann..”
Panjang lebar mereka memulai obrolan, walaupun semua masih terasa asing, tapi mungkin hanya soal waktu saja.
Tapi gak bisa ngelak, mata sipit si Dewaa hanya tertuju pada satu cewe yang pertama dia kenal tadi, sekaligus menjadi tersangka atas peristiwa tabrakan di koridor.
Ternyata dia, saia ga nyangka bakal ketemu ma orang yang selama ini menghantui jiwa ini dengan sangat dramatis, hingga mengorbankan tangan dan tas baru saia. Ya..dia, namanya Della, cewek manis nan imut yang pertama saia lihat waktu itu, waktu pendaftaran siswa baru.
Tapi gimana saia bisa deketin dia yaa?

“Nama Lengkapnya Dinda Fadilla, di panggil Della”
Suara itu begitu dekat di telinga Dewaa sampe sedikit membuatnya tersentak.
“Apaan se Tann…kok tiba-tiba ngasi ngomong gitu??”
“Abis..saia kuatir lama-lama matamu minus ngelirik dia mulu dari tadi”
“Woeehh.kamu bisa aja”
“Tapi Darimana kamu kenal dia Taann?”
“Dia temen sekelas saia di Spendoe (SMPN 2)”
“Oiyyaahh….hhehhee”
Banyak hal tentang Della yang dapat di korek dari Intan, Dewaa tambah seneng kayaknya bergauul ma ne anak matre satu. Karena sampe beberapa bulan bahkan semester mereka deket temenan, kalo masalah duit ato bayaran ga pernah absen dari bibir manis cewek centil satu yang namanya Ni Luh Intan Damayanti ne.
Tapi yang paling ga masuk di akal, kok bisa gitu lho, seorang Dewaa yang berasal dari negeri antah berantah mana ini, pas pemilihan pengurus kelas bisa-bisanya dicalonkan padahal dikenal juga enggaaak coba, sampe akhirnya menang telak pula, sekitar 78 persen suara,ehhheehh. (pake pellet kle dia tu anak…buat cew-cewe ati-ati ja ych, jangan kelamaan liat matanya cz banyak ijo-ijonya,,lhoo kok?!! Jorok amat,amat ja emang jorok)
Uda sebulan lamanya dia memendam rasa itu(ceellaaahhh), sikap Dewaa tetap saja seperti itu, hanya menjadi pemuja rahasia seorang Della. Ibarat pertarungan di arena, dia masih mencari peluang untuk menyerang dan mendapatkan poin, dengan pertahanan berlapis-lapis biar dia sendiri ga kebobolan.
(Apaan see..ga nyambungg woooeeyyy)
(Cariin selotip donk buat nyambung-nyambungin…heeee)
Tapi dua bulan kemudian, ternyata jerihpayah Dewaa Sang Presiden Kelas ga sia-sia. Dengan memanfaatkan jabatan dan kekuasaan dia menjalankan aksinya untuk mencapai keinginannya,selain itu berkat Intan juga akhirnya dia bisa deket ma cewe idamannya itu. Sampai-sampai bisa dibilang sangat dekat.
Dan itu bukan hanya isapan jempol belaka, selangkah lagi mereka berdua menuju pelaminan ehhh gak, jadian maksudnya ahhh..tapi sungguh teramat disayangkan di antara mereka belum ada yang berani untuk mengungkapkan dan memulai terlebih dulu. Jadinya ya gitu, maen gantung-gantungan alias menjalin hubungan tanpa status.
Keadaan ini berjalan selama empat bulan. Tapi kesan di antara temen-temen sekelas mereka tu uda jadian karena saking deket dan mesranya. Cuma Intan juru kuncinya (gantiin almarhum mbah Maridjan juru kunci Merapi..wkwkwkwk), yang tau keadaan yang sebenernya.
^^
Tanpa disadari, belum genap satu semester Dewaa telah populer di seantero jagat SMALA karena bukan hanya dia jago nge-band gebuk drum, tapi yang ga kalah tenarnya adalah kebadungannya yang minta ampun. Rajin bolos ma Trouble Maker, tukang berantem dan ga absen diskors setiap bulan. (ketua kelas macem ap tu kayak gitu..ngasi conto yang ga bener) Tapi biar kayak gitu juga nak-nak kelasnya tetep mempertahankan pemimpin mereka, gak tau napa orang-orang pada demen banget ma ne anak kamprett satu, peletnya manjur banget kale ya?!
Tapi karena itu semua, dia jadi idola sekolah, terutama cewe-cewe, padahal mukanya cukup pas-pasan.(hhheeee…khilap)
Tapi ga sedikit juga anak-anak cowo yang iri bahkan alergi ma dia, palagi yang namanya kakak kelas, dengan ego senioritasnya yang tinggi setinggi Merapi menjulang dengan kawahnya yang aktif mereka ga terima gitu ja donk. Tapi seorang Edward Pandawa punya segudang taktik perang untuk mensiasati yang dia sebut “Cecunguk Tua” atau kakak kelas yang ia benci.
Walaupun dia anak baru dan bukan putra asli Kota itu, dia cepet dikenal dan punya banyak teman sekomunitas, mulai dari anak-anak skater,  BMX community sampai teman-teman klub motornya yang diketuai oleh Omnya sendiri.
Anaknya supel, pinter bergaul ga pilih-pilih temen mulai yang “Ustad” sampai yang “Bejad”, dari anak-anak “Rohis” sampai “Residivis” semua ia kenal.
Hal ini merubah keadaan dan hubungannya ma Della. Entah kenapa kesannya semakin lama Della kian menjauh. Mungkin dia pesimis karena banyaknya rival yang bersaing untuk seorang Dewaa, atau dia ga suka ma cowo tipe jalanan kayak Dewaa.
Tapi parahnya Dewaa kurang tanggap akan hal ini. Sebenarnya jelas-jelas Della ngomong ma tangan kanannya si Intan, kalo dia uda ga suka lagi ma Dewaa………tapi uda terlanjur Cinta. Gitu juga sebaliknya yang terjadi ma perasaan Dewaa ke Della. Sayangnya Dewaa anak yang lemah dalam urusan cinta, dia terlalu lama nunggu dan ngulur-ngulur waktu. Walaupun dengan bobot berat badan sektar 45 kg dan tinggi 160 cm mungkin dengan memiliki naluri dan nyali petarung atau jawara di dibidangnya (balap motor kaleee…), Dewaa gak pernah sedikitpun gentar menghadapi siapapun lawannya. Tapi dalam urusan hati, tunggu dulu..bisa dibilang dia anak cupu yang sangat tertutup dan gak bernyali untuk “katakana Cinta”. Tapi ya sudahlah, begitu lah dia…
^^
Setelah satu setengah semester berlalu akhirnya Orang tua Dewaa telah hijrah ke Ibu Kota Provinsi Daerah tempat tinggalnya, itu artinya dia sekarang gak tinggal lagi bareng bos Inspekturnya, si brewok serem.
Dewaa ma keluarganya menempati rumah Dinas di lingkungan perumahan yang ternyata bertetangga dengan Intan, oleh karenanya mereka keseringan bareng ke sekolah, sangat akrab dan tak terpisahkan sampai-sampai di antara temen-temen mereka bilang kalau mereka bisa disebut “Bagai pinang dibelah-belah”.(Hhuuaa…ancurr donk, abis ga da mirip-mirippnya)
“Teetttt…..”
Mendengar suara bel bordering, Mamanya Dewaa keluar membukakan pintu.
“Sore Tante…Dewaa ada??”
“Ehhh..nak Intann..masuk yuukk, Dewaa mase ngorok tuhh di sofa”
“Yaa ampyuuun..tidur dari jam berapa dia tante??”
“Abis pulang sekolah tadi, dia langsung tepar disitu Tann..liat ja bajunya blom diganti”
“Ckk..ckk..ckkk..ne orang yaa”
“Dibangunin ja Tann..uda sore, Tante Ross (sapaan akrab Mama nya Dewaa) mo ke belakang dulu ya, masakan Tante gosong tuuhh”
“Ooohhh..iyya Tante”
Intan menghampiri Dewaa yang terlentang pasrah di atas sofa(woeeeyyhh..kayak pa jaq, kedengarannya jelek betul)
Intan mengguncang-guncangkan jasad Dewaa yang tergeletak di atas sofa(hikz..mayat kiriman dari rumah sakit mana??)
“Eehhh..jelekk, bangonn..bangonn!!! uda pagi taoqq”
“Uwwammm…pagi dari hongkong?? ehhh, ratu kodok ngapaen?!!”
“Beeyyy..jahatnya pa ayoqq..inget tu utang mase banyakk”
“Iyyaa..iyyaa bawell ahhh!!!”
“Ehhh…Waa’!!!”
“Mmmmm..”
“Saia punya info terbaru tentang Putri Nyale-mu itu”
“Wooeehhh..putri Nyaleee..sembarangan!! Apa emang??”
“Diaa…..ting..gall..diii..komplekaan sebelahhh”
“Apaaaaaaaaaaaaahhhhh???” mata Dewaa membelalak kayak lampu petromak.
“Sriusannn pa Tann…”
“Lima riusss!!”
“Kok bisa??? Tau darimana??”
“Yaa bisaalaah…Intann getoohh!! Hhahhaaii”
“Soooqqnyaa cobaq ayoq….trusss…truusss???”
“Tenang jaa..selama bunga kredit tetep jalan, berita tetep lancaar, hhhee”
“Hiyyahhh…cobaq otakmu di belah Tann, isnya dollar semua kale ya?!!”
“Hmmmm,,Uddaa ahhh…dah magrip ne, kamu mandi sana Waa’. Amiss tauu”
“Bussett..emang teriii??”
“Yaa….nyerempet dikitlahh, haahhaii. Saia pulang dulu yahhh, mau sembahyang ke Pura
“Lhoo..ga’ nunggu dulu Tan??”
“Apaann??”
“Nunggu saia usirrrr….wuaakakkkaakk!!”
“Hhhhhtttt….nyebeliinnn!!!!” Dengan muka kusut Intan nyelengos ja keluar dari rumah Dewaa.
^^

Bukannya langsung mandi.. malah dia masih kepikiran kata-katanya Intan tadi. Emang iyya ya Della tinggal di sini?? Pertanyaan itu terus menyelinap di benaknya. Ia pun masih berpikir tentang satu hal..setelah sekian lama aku menunggu, sampai sekarang pun aku masih menunggu, dan sampai kapan aku akan menunggu?? Entahlah..entahh sampai kapan keberanian itu akan timbul.
Mungkin menjadi seorang petarung di arena, belum tentu memiliki nyali untuk memandang mata itu, mendekati tubuh itu, mencium aroma parfumnya, apalagi…. Untuk menggerakkan bibir tuk mengungkapkan untaian kata-kata cinta, serasa dijahit ja bibirnya.
^^
Jam istirahat pertama di sekolah, Dewaa ma Intan pergi ke kantin.
“Waa’…kalo saran saia ne, kamu mesti bertindak cepat!!”
“Weehhh..dalem hal pa dulu ne??”
“Dellaaa…”
“Oooo..knapa dia???”
“Saia bukannya mo ngadu domba kamu ne, tapi kayaknya uda banyak yang ngincer dia tauu!!”
“Wooeehhh..utang saia uda banyak Tann, jangan ditambah lage!!!”
“Saia serius Waa’!!!”
“Iyya iya??! Truss saia harus gimana donk ne Tann?!”
“Kamunya ja yang terlalu pesimis Waa’..sebenernya apa se yang kamu tunggu”
“Masa se Tann?? Saia ga ngerasa sama sekali tuhh..”
“Itu dia Waa’..kamunya ja yang kurang peka”
“Terus saia mesti gimana donk Tann??” untuk keduua kalinya dia nanya kayak lagi.
“Yaa jangan tunda-tunda lage Waa’..kamu kudu cepet kalo ga mo dia di comot”
 “Tapi itu dia, saia maluu Tann”
“Yahh..kemaluanmu emang terlalu besar Waa’”
“Eeehh…ga muat dong ntar ne!!! hhehhee”
“Eehh….sembarangan!!!”

Setelah obrolan di kantin itu, Dewaa berpikir keras. Entah apa yang terlintas dalam pikirannya.

Keesokan harinya di waktu yang sama, Andien temen sebangku Della tiba-tiba menghampiri Dewaa’.
“Owweeeyy..ngelamun jaq!!!”
“Hadduhh..ngagetin ja se Ndiin!! Da paa..tumben??”
“Nee..saia Cuma mo ngasi ini!!!!”
“Paan???”
“Baca jaaa!!!”
“Della ulang taon?? Acaranya ntar malem??”
“Iyyahh..dateng yaa?!!”
“Mmmmm…Okkkee dah….”
^^

Kali ini Intan ma Dewaa’ ga berangkat bareng. Intan duluan berangkat bareng anak-anak X.2 yang lain ke party ulang taonnya Della. Dewaa masih nunggu kakaknya yang minjem motornya buat nganter ceweknya ke minimarket.
Pukul 8 tepat Dewaa tancap gas dengan Suzuki Satria F baru yang dibelikan kakeknya. Gak nyampe 15 menit dia udah nyampe di kafe tempat acara ulang tahunnya Della.
Setibanya di parkiran ia disambut temen-temen kelasnya. Acara pemotongan kue segera di mulai, mereka segera memasuki arena pacuan..ehhhh bukan, tempat pesta itu dimulai. Acara begitu meriah, dihadiri tamu-tamu yang gak penting (wkwkwkwwk), termasuk kalo dari kabar yang beredar mantannya Della yang namanya Rifky juga datteng. Pas acara, Rifky gak pernah lepas dari sampingnya Della, nempel terus kayak permen karet (perangko kale…). Potongan terahir setelah keluarga Della pun disuapin ke Rifky. Ngeliat itu Dewaa mundur seribu langkah di antara para hadirin (ahhahahha…keg pertemuan di balai Desa ajaa).
Pas acara hiburan, anak-anak yang dateng bersuka ria, nyanyi..ketawa ketiwi, kecuali Dewaa. Tanpa dia sadari namanya dipanggil berulang-ulang kali ma shifa bareng Yayak yang jadi MC (Master of Ceremony….klo gak salah sii berarti benerr,,hhehehe) malem itu.
Yang dipanggil namanya ga nongol-nongol, baru dah abis diubrak-abrik ma Intan ketemu di pinggir kolam, kolam ikan tapinya,hehhhee. Langsung ja Intan geret idungnya ke tempat acara.
Di sana dia ditodong buat beraksi, disiapin drum..tapi dia nolak dengan sejuta alasan, kemudian Della maju dan meminta langsung kepadanya.
Tapi gak disangka-sangka, Dewaa bersedia tapi bukan mau solo drum, dia malah minta gitar akustik.
Petikan demi petikan membuka Lagu yang dia bawakan…semua terkejut, ternyata dia gak jago drum doank.
Della terdiam seribu bahasa ga berkedip mandangin Dewaa yang memulai petikannya….
“ Sekilas tentang dirimu..yang lama kunanti, memikat hatiku
Jumpamu pertama kali, janji yang tak pernah terucap, tuk satukan hati kita..namun tak pernah terjadi…
Mungkinkah masih ada waktu, yang tersisa untukku..mungkinkah masih ada cinta di hatimu..
Andaikan saja aku tauu..kau tak hadirkan cintamu..ingin ku melepasmu…
Dengan pelukann…………………
………………………. ( Ipang_Tentang Cinta)
Denger lagu itu, Della gak bisa nyembunyiin lagi perasaannya, mukanya memerah dengan mata yang berkaca-kaca, jantungnya berdetak kencang, sungguh sangat menyentuh hatinya.
Tepuk tangan anak-anak menyadarkan Della ketika lagu “Tentang Cinta” dari Ipang yang dinyanyikan Dewaa selesai.

Dewaa, Intan ma anak-anakX.2 yang laen lagi kumpul-kumpul ngobrol di pojok taman, tiba-tiba Della menghampiri kerumunan itu dan menarik tangan Intan agak menjauh. Entah apa yang mereka bicarakan, keliatannya serius.
Gak lama, Intan kembali dan diem-diem narik tangan Dewaa menyeretnya ke suatu tempat.
Ngeliat tingkah laku Intan kayak gitu, Dewaa gak banyak komen….dia manut aja keg sapi diiket idungnya. Sampai akhirnya Dewaa bertanya..
“Jelekk..kamu ngapain ngajak saia kesini??”
“Yang jelas mo bikin kamu seneng dah..ga usah banyak cuee!! Tunggu bentar ya?!! Jangan kemana-mana, awas jaq!!”
Intan langsung pergi ninggalin dia sendiri di tempat itu, di taman belakang kafe, agak lengang suasananya.
Tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara cewek yang sangat ia kenal, tapi bagai mimpi baginya. Ia pun membalikkan badan ke arah suara itu.
“Heyy!!!” sapa Della.
“Heyy juga…selamet ya Dell, met nempuh idup baru,hheee”
“Aku kan ulang taun Waa’..”
“Yang bilang nikahan sapa??”
“Haahhaa, kamu emang bisa..Makasii ya Waa’..”
“Makasii doank??” pancing Dewaa.
“Mmmmm..truss??”
“Trusss ja Lurus, mentok, belok kanan da kuburan” celetuk Dewaa
“Emang kamu gak mo nemenin?? Tega banget yahh?!!”
“Gampang..yang penting da imbalannya”
Tiba-tiba Della mendekatkan tubuhnya, sontak Dewaa kaget minta ampun. Tubuhnya bergidik keringat dingin. Perasaan antara kaget, gak percaya tapi seneng bukan kepalang. Hheeeee..
Karena wajah Della uda jarak satu senti ma muka jeleknya dia, antara ragu tapi napsu Dewaa memiringkan mukanya sedikit ke kanan dan menyodorkannya mendekati wajah imut yang putih bersih itu. Ngeliat itu Della masang muka pasrah sambil perlahan menutup matanya pertanda siap…Hikz.
Ngeliat posisi dan respon dari Della, Dewaa tambah semangat dan mulai menggamit bibir mungil yang manis itu, semakin bertenaga lebih jauh ke dalam dan saling tarik menarik.(sosor trusss broo…haahhaa mumpung gratisss)
Cukup lama berlangsung, dan setelah insyaff (hahhaaiii) mereka saling bertukar senyum, ada rasa malu, seneng, kaget dan diijamin ketagihan jadi satu. Della berusaha menyembunyikan mukanya yang memerah dengan membenamkannya ke bahu Dewaa dan disambut dengan pelukan hangat dan erat oleh keduanya.
Tanpa melepaskan pelukannya Dewaa nanya ke Della…
“Rifky ggimana??!”
“Dia hanya masa lalu saia….sekarang saia lagii dipeluk oleh masa depan”
“Yakin???!” Dewaa ga percaya.
“Seratus persen!!” jawab Della secara singkat, padat dan jelas (udaa keg soal ujian Sosiologi ajaa).
^^
Pagi ini ujian semester 2 akan segera dimulai. Seluruh siswa sudah nyiapin amunisi senjata buat perang urat syaraf dan otak, tapi adakah yang bisa nebak apa yang ada dalem otak Dewaa ma Della?
Gak mungkin gak, pasti apa yang terjadi di antara mereka semalem masih terbayang, mulai dari peristiwa naas itu (senengg kale) sampe kesepakatan mereka untuk mengikrarkan status resmi mereka sebagai pasutri…ehhh gak, pasangan selingkuh, haddduuhh bukan juga begok!!. Pasangan kekasih tepatnya. Hheeee…

Empat bulan sudah hubungan mereka berjalan(emang punya kaki??), sekarang mereka uda kelas XI atau tepatnya semester 3. Hanya saja kelas dan jurusan yang misahin mereka, karena Intan ma Della sekelas di XI IPA 4. Sedangkan Edo di XI IPS 2,jadi maskott bandit di sekolah.
Memasuki bulan ke enam hubungan Dewaa ma Della kian memuncak di atas awan bahagia, sampe-sampe Mamanya Dewaa uda nganggep Della kayak mantu angkat karena lum resmi kan..Hikss.
Kegaduhan yang biasa ditimbulkan karena ulah Intan si  pembuat onar di rumah Dewaa kini disemarakkan  dengan kehadiran seorang Della yang bagi mamanya Dewaa adalah nilai plus tersendiri dalam keluarga itu.
Memasuki bulan ke delapan somethings wrong’s  happen dalam hubungan mereka. Karena intensitas kehadiran Della di keluarga Dewaa yang sangat sering, tejadi satu dilema yang menyangkut banyak pihak.
Awalnya hal ini ibarat hewan ternak tetangga yang ditembak mati oleh kak Garry si Dewaa. Tapi karena ga mao timbul masalah baru jadi bangkainya di tutupi. Dan seperti kata pepatah..”Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, baunya pasti tercium juga”.
Dewaa merasa ada yang di sembunyikan kakaknya dari dia akhir-akhir ini, entah apa itu. Tapi tak pelak karena hal itu menyangkut urusan batin, akhirnya seperti telepati, Dewaa merasa ada yang aneh.
Cara pandang yang berbeda, canda tawa, keramahan dan ikatan keluarga yang erat antara dia dan kakaknya yang seolah pudar mengguncang keeingintauan untuk segera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Hingga tanpa disengaja suatu sore, Dewaa diminta ngambil Laptop ma Papanya di tempat kakaknya. Tanpa memberitahukan kedatangannya ke kontrakan kakaknya dia bergegas pergi. Setibanya di sana ia menjumpai mobil kakaknya parkir di halaman depan.
Anehnya pintu depan gak dikunci sama sekali. Langsung saja dia nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu, tapi begitu di ruang tamu kakaknya keluar dari kamar tidur hanya dengan celana boxernya (kolor maksudnya). Satu dua, dia langsung menyampaikan misinya datang kesana, sayup-sayup terdengar suara cewek di dalam kamar kakaknya memanggil-manggil dengan kata-kata mesra yang erotis. Tapi gak terlalu ia hiraukan, karena itu sering terjadi.
Laptop sudah dia dapatkan dan siap untuk pulang, tapi ketika lewat koridor depan kamar kakaknya saat hendak belok kanan, dia ditabrak cewek yang keluar dari kamar itu dengan membalut dirinya hanya dengan selimut, kontan saja selimut itu terlepas dan terlihatlah dia setengah bugil hanya dengan CD dan Bra saja. Dewaa agak canggung untuk melihat ke cewek itu, dia hanya berusaha untuk mengamankan dan memeriksa Laptop yang jatuh. Tapi merasa bersalah sama cewek itu ia berusaha membantunya setelah memakai kembali selimutnya, Dewaa sadar akan hal itu dan seraya meminta maaf dia melihat ke wajah cewek itu, dan…….
Plaaaaaaaaaaaaaassssshhhhhh..
Bagai petir di siang bolong, dan seolah beberapa saat waktu seperti terhenti karena……

“Dellaaaa!!!”
TO BE CONTINUE…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar